Kamis, 16 Oktober 2014

Tentang Saya

Hari ini saya akan berbagi tentang diri saya, beberapa bulan ini, saya sedang mengalami perubahan drastis yaitu berkurangnya berat badan kurang lebih 10kg dalam 4 bulan ke belakang dari total 20kg selama 4 tahun ini. Kebetulan saya sendiri memang mengurangi porsi makan dan mengubah kebiasaan makan saya dari yang sebelumnya. Selain itu juga, saya berolahraga minimal 3x seminggu. Olahraga yang saya pilih cukup menyenangkan, olahraga ini dikenal dengan nama Zumba.
Untuk mencapai berat proporsional saya, saya masih harus menurunkan sekitar 5-6kg lagi dan itu bukan hal yang mudah. Sebelum sampai disini saya sempat mencoba berbagai cara, pernah mencoba obat diet namun tidak berpengaruh apapun ke saya. Dulu berat saya sempat 75kg (pada tahun 2010 - 2011 saat saya SMA – masuk kuliah), namun turun drastis ke 68kg dikarenakan saya bermain game dan hanya sempat makan sekitar 4 kali seminggu. Tidak sehat, itu yang saya rasakan.
Pada bulan puasa tahun 2012, saya ingat sekali berat saya turun ke 65kg dikarenakan berpuasa, dan berat itu konstan sampai akhirnya 2014. 2014 menurut saya adalah titik balik hidup saya. Sahabat dekat saya, sudah turun dari 90 sekian dan sekarang 66. Dan dia seorang pria. Disini saya merasakan bagaimana rasanya tidak enak berada di dekat orang yang sudah berusaha keras. Sementara saya yang memang memiliki banyak track record penyakit, bukannya malah berusaha namun malah pasrah. Dan akhirnya 4 bulan yang lalu saya memutuskan untuk berolahraga, saya sempat mencoba olahraga lari, namun tidak berhasil untuk saya, karena saya tidak suka lari.
Saya pun mencari cara lain, dengan niat yang sangat besar, saya lalu mengikuti Zumba. Awalnya disana saya tidak punya teman. Jujur saya malu. Saya gendut dan saya berdiri di tengah-tengah mereka yang badannya sudah bagus. Namun, demi perubahan yang lebih baik, saya tidak memperdulikannya. Minggu pertama merupakan minggu terberat, kalau menurut saya, “segala sesuatu itu yang sulit adalah memulainya.” Itu sangat benar.
Beberapa minggu kemudian saya mulai bertemu dengan rekan-rekan seperjuangan, usaha mereka keras sekali, mulai dari makan hanya rebusan, OCD, ada yang menjadi vegetarian bahkan beberapa ada yang tidak makan nasi (sekarang termasuk saya). Awalnya saya takjub, kaget, takut tidak bisa mengikuti, dan lain-lain. Namun, saya beranikan mengubah pola makan saya, saya ikut catering untuk diet, disana saya hanya diberi nasi merah, makan saya 3x sehari namun dengan porsi yang pas sesuai dengan kalori yang saya butuhkan, disini saya sempat turun 2kg menjadi 63kg.
Pada saat berat saya 63kg, saya merasakan perubahan pola makan saya, yang tadinya nasi merah itu habis, makin kesini saya makin mudah kenyang. Akhirnya, saya mulai berhenti catering itu, bersamaan dengan saya memulai untuk tidak makan nasi. Saya ingat sekali bagaimana rasanya saya tidak makan nasi. Biasa saja. Hahahaha. Saya pikir mungkin karena saya sudah terbiasa. Ternyata tidak makan nasi tidaklah seekstrim itu. Coba saja dalam seminggu kalian mengurangi makan nasi, mulai dari satu centong dan terus-terusan berkurang. Kalian tentunya akan rasakan apa yang telah saya rasakan. Selain itu disini juga saya mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW“makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang.” Saya baru ngeh ketika saya diet, saya mengurangi makan, dan maka porsi untuk kenyang saya pun berubah yang tadinya banyak menjadi lebih sedikit dan semakin sedikit. Disinilah letak kebenaran “berhentilah sebelum kenyang.” Karena ketika kalian sudah mencapai kenyang, maka porsi sehari-hari kenyang kalian akan bertambah lagi dan lagi.
Untuk menebus kerinduan akan makanan tidak sehat, seminggu sekali saya jadwalkan untuk “makan jahat” disaat makan jahat ini, saya boleh makan apa saja, dengan porsi yang tentunya secukupnya dan tetap sesuai anjuran. Dalam 2 bulan, berat saya turun hingga 57kg hanya karena mengurangi nasi dan sempat beberapa minggu tidak makan nasi (makan jahat tetap makan nasi yaa :p). Teman-teman juga ikut melihat perubahan di bentuk tubuh saya.
Tidak sedikit yang protes dan mengatakan saya terlihat lesu, ekstrim, tidak menikmati hidup karena tidak makan nasi. Padahal saya merasa biasa saja dan malah merasa lebih sehat. Asma saya jarang kambuh, saya masih bisa menghabiskan junkfood, bahkan setiap ingin makan jahat, saya membuat cuanki ala saya, dengan berbekal bakso urat depan kosan dan saya rebus sendiri indomie nya, dan yang paling penting saya tidak kelaparan. Saya bahkan sempat bingung sendiri kenapa saya dibilang begitu. Mungkin itu yang mereka rasakan, bukan yang sesungguhnya mereka lihat.
Sekarang, saya sedang diet rebusan. Diet kali ini memang (agak) ketat. Tapi tetap ada jadwal makanan jahat dan sayang sekali tetap bocor karena cilor depan kosan. Enak bo. Hahahaha. Disini olahraga saya rubah menjadi Zumba – Sentao – Zumba – Sentao. Diet ini semata-mata saya lakukan hanya untuk “festival makanan” yang minggu ini akan diadakan di Bandung :p Sekarang berat saya baru menginjak 55kg, semoga terus menerus mencapai berat ideal. Dan untuk kalian yang ingin menurunkan berat badan, ini seperti kata sahabat saya, “diet itu jangan dipaksakan, dinikmatin aja.” Dan pesan dari saya,“perubahan itu kamu sendiri yang diuntungkan, bukan orang lain, lakukan demi diri kamu sendiri, memang memulai adalah hal yang tersulit, namun apabila ini demi kesenangan dan kesehatanmu, kenapa tidak?”