Kamis, 16 Oktober 2014

Tentang Saya

Hari ini saya akan berbagi tentang diri saya, beberapa bulan ini, saya sedang mengalami perubahan drastis yaitu berkurangnya berat badan kurang lebih 10kg dalam 4 bulan ke belakang dari total 20kg selama 4 tahun ini. Kebetulan saya sendiri memang mengurangi porsi makan dan mengubah kebiasaan makan saya dari yang sebelumnya. Selain itu juga, saya berolahraga minimal 3x seminggu. Olahraga yang saya pilih cukup menyenangkan, olahraga ini dikenal dengan nama Zumba.
Untuk mencapai berat proporsional saya, saya masih harus menurunkan sekitar 5-6kg lagi dan itu bukan hal yang mudah. Sebelum sampai disini saya sempat mencoba berbagai cara, pernah mencoba obat diet namun tidak berpengaruh apapun ke saya. Dulu berat saya sempat 75kg (pada tahun 2010 - 2011 saat saya SMA – masuk kuliah), namun turun drastis ke 68kg dikarenakan saya bermain game dan hanya sempat makan sekitar 4 kali seminggu. Tidak sehat, itu yang saya rasakan.
Pada bulan puasa tahun 2012, saya ingat sekali berat saya turun ke 65kg dikarenakan berpuasa, dan berat itu konstan sampai akhirnya 2014. 2014 menurut saya adalah titik balik hidup saya. Sahabat dekat saya, sudah turun dari 90 sekian dan sekarang 66. Dan dia seorang pria. Disini saya merasakan bagaimana rasanya tidak enak berada di dekat orang yang sudah berusaha keras. Sementara saya yang memang memiliki banyak track record penyakit, bukannya malah berusaha namun malah pasrah. Dan akhirnya 4 bulan yang lalu saya memutuskan untuk berolahraga, saya sempat mencoba olahraga lari, namun tidak berhasil untuk saya, karena saya tidak suka lari.
Saya pun mencari cara lain, dengan niat yang sangat besar, saya lalu mengikuti Zumba. Awalnya disana saya tidak punya teman. Jujur saya malu. Saya gendut dan saya berdiri di tengah-tengah mereka yang badannya sudah bagus. Namun, demi perubahan yang lebih baik, saya tidak memperdulikannya. Minggu pertama merupakan minggu terberat, kalau menurut saya, “segala sesuatu itu yang sulit adalah memulainya.” Itu sangat benar.
Beberapa minggu kemudian saya mulai bertemu dengan rekan-rekan seperjuangan, usaha mereka keras sekali, mulai dari makan hanya rebusan, OCD, ada yang menjadi vegetarian bahkan beberapa ada yang tidak makan nasi (sekarang termasuk saya). Awalnya saya takjub, kaget, takut tidak bisa mengikuti, dan lain-lain. Namun, saya beranikan mengubah pola makan saya, saya ikut catering untuk diet, disana saya hanya diberi nasi merah, makan saya 3x sehari namun dengan porsi yang pas sesuai dengan kalori yang saya butuhkan, disini saya sempat turun 2kg menjadi 63kg.
Pada saat berat saya 63kg, saya merasakan perubahan pola makan saya, yang tadinya nasi merah itu habis, makin kesini saya makin mudah kenyang. Akhirnya, saya mulai berhenti catering itu, bersamaan dengan saya memulai untuk tidak makan nasi. Saya ingat sekali bagaimana rasanya saya tidak makan nasi. Biasa saja. Hahahaha. Saya pikir mungkin karena saya sudah terbiasa. Ternyata tidak makan nasi tidaklah seekstrim itu. Coba saja dalam seminggu kalian mengurangi makan nasi, mulai dari satu centong dan terus-terusan berkurang. Kalian tentunya akan rasakan apa yang telah saya rasakan. Selain itu disini juga saya mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW“makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang.” Saya baru ngeh ketika saya diet, saya mengurangi makan, dan maka porsi untuk kenyang saya pun berubah yang tadinya banyak menjadi lebih sedikit dan semakin sedikit. Disinilah letak kebenaran “berhentilah sebelum kenyang.” Karena ketika kalian sudah mencapai kenyang, maka porsi sehari-hari kenyang kalian akan bertambah lagi dan lagi.
Untuk menebus kerinduan akan makanan tidak sehat, seminggu sekali saya jadwalkan untuk “makan jahat” disaat makan jahat ini, saya boleh makan apa saja, dengan porsi yang tentunya secukupnya dan tetap sesuai anjuran. Dalam 2 bulan, berat saya turun hingga 57kg hanya karena mengurangi nasi dan sempat beberapa minggu tidak makan nasi (makan jahat tetap makan nasi yaa :p). Teman-teman juga ikut melihat perubahan di bentuk tubuh saya.
Tidak sedikit yang protes dan mengatakan saya terlihat lesu, ekstrim, tidak menikmati hidup karena tidak makan nasi. Padahal saya merasa biasa saja dan malah merasa lebih sehat. Asma saya jarang kambuh, saya masih bisa menghabiskan junkfood, bahkan setiap ingin makan jahat, saya membuat cuanki ala saya, dengan berbekal bakso urat depan kosan dan saya rebus sendiri indomie nya, dan yang paling penting saya tidak kelaparan. Saya bahkan sempat bingung sendiri kenapa saya dibilang begitu. Mungkin itu yang mereka rasakan, bukan yang sesungguhnya mereka lihat.
Sekarang, saya sedang diet rebusan. Diet kali ini memang (agak) ketat. Tapi tetap ada jadwal makanan jahat dan sayang sekali tetap bocor karena cilor depan kosan. Enak bo. Hahahaha. Disini olahraga saya rubah menjadi Zumba – Sentao – Zumba – Sentao. Diet ini semata-mata saya lakukan hanya untuk “festival makanan” yang minggu ini akan diadakan di Bandung :p Sekarang berat saya baru menginjak 55kg, semoga terus menerus mencapai berat ideal. Dan untuk kalian yang ingin menurunkan berat badan, ini seperti kata sahabat saya, “diet itu jangan dipaksakan, dinikmatin aja.” Dan pesan dari saya,“perubahan itu kamu sendiri yang diuntungkan, bukan orang lain, lakukan demi diri kamu sendiri, memang memulai adalah hal yang tersulit, namun apabila ini demi kesenangan dan kesehatanmu, kenapa tidak?”         

Rabu, 06 Agustus 2014

Marilyn Monroe

I believe that everything happens for a reason. People change so that you can learn to let go, things go wrong so that you appreciate them when they’re right, you believe lies so you eventually learn to trust no one but yourself, and sometimes good things fall apart so better things can fall together.

Selasa, 22 Juli 2014

Kebahagiaan

“MAUMU APA SIH???”
Teriakan itu membuyarkan lamunanku, kutolehkan kepalaku ke sudut kafe yang aku singgahi, kulihat dua insan yang tadinya tertawa bersama saat ini sedang bertengkar hebat. Kulihat air menetes dari sudut mata sang wanita, sementara wajah sang pria berwarna merah padam.
Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar. Aku pernah beberapa kali melihat mereka bertengkar di kafe yang sama, tapi tidak pernah sehebat ini. Sang wanita kemudian pergi dengan air mata yang sudah menetes deras, sementara sang pria membayar pesanannya dan kemudian mengejar sang wanita itu. Samar-samar masih terdengar pertengkaran itu, sampai akhirnya aku mendengar sang pria meminta maaf, namun tak kudengar suara wanita itu lagi.
Sementara mereka sudah pergi, aku duduk disini sendiri. Memutar kembali memori pertengkaran-pertengkaran yang pernah kusaksikan atau bahkan kualami. Kusadari kalimat yang cukup akrab ada di setiap pertengkaran, “mau kamu apa?”
Saat itu, kembali kutanyakan kepada diriku sendiri, mauku apa. Satu yang terbayang. Aku bahagia. Bersama dengan orang-orang disekitarku yang ikut bahagia. Kebahagiaan tanpa menyakiti satu dan yang lain. Kebahagiaan yang tidak mengkhianati.
Mungkinkah ada kebahagiaan yang seperti itu?
Atau memang kebahagiaan itu harus menyakiti?
Aku biarkan Yang Maha Kuasa membantuku menjawabnya.

Selasa, 08 Juli 2014

Backpacker dengan Stranger : Karimun Jawa Part #3

Hari Ketiga ( 23 Juni 2014 )
Pada hari ketiga, tepatnya pukul 09.00 WIB seperti biasa kami bergegas menuju pelabuhan untuk menaiki kapal dan pergi bermain ria di laut dan di pantai.
Snorkeling #3
Sebelumnya, kami sudah diingatkan untuk membawa roti agar dapat bermain dengan ikan, kami pun menurutinya, dan terang saja, kali ini, terumbu karang dan ikan jauh lebih indah dibanding snorkeling sebelumnya.
Pantai Ujung Gelam
Selesai snorkeling, seperti biasa kami pun harus kembali ke pantai, kali ini pantai yang kami kunjungi adalah pantai ujung gelam. Pantainya sungguh indah, terdapat banyak rumput laut yang mengelilingi pantai. Tentunya kami tidak pernah lupa untuk mengabadikan momen di pantai ini.
Di pantai kami memesan kalmud ( kelapa muda ) dengan niat “agar suasana pantai lebih terasa” kami juga bermain ayunan di pinggir pantai, bermain pasir sampai tiba saatnya makan siang dan lagi-lagi kami disuguhi ikan bakar segar dengan sambal racikan khas karimun jawa. Tidak akan pernah bosan rasanya.
Selesai makan, kami pun segera kembali ke kapal untuk menikmati snorkeling selanjutnya.
Snorkeling #4
Snorkeling kali ini tepat di tengah laut, dan seramnya, pada saat itu, ombak sedang tinggi-tingginya, sempat saya naik karena takut tapi ketika melihat yang lain begitu menikmati suasana, saya pun turun lagi ke dalam laut, kali ini saya mencoba menikmati nya dan tentu saja snorkeling terakhir ini terasa menyenangkan.
Pantai Ujung Gelam
Kami bermain snorkeling hingga sekitar pukul 15.00 atau 16.00 dan kemudian kami harus kembali ke pantai lagi. Yang saya ingat pada saat itu suasana pantai sangat indah dengan matahari di ujung kiri dan hampir tenggelam.
Disini kami membuat foto-foto perpisahan. Rindu rasanya bila mengingat mereka lagi :)
Hari Keempat ( 24 Juni 2014 )
Keesokannya, kami harus bersiap sebelum pukul 06.00 WIB dan bergegas ke pelabuhan, teman saya, Rahmi sempat tertinggal kapal dan menyebabkan ia harus ikut dengan kapal yang lebih cepat dibanding kapal yang kami tumpangi.
Sementara itu saya dan yang lainnya kali ini tetap tidak mendapat tempat duduk sehingga kami harus duduk dibawah sekoci, bedanya kali ini kami berada dibawah sekoci bersama-sama, ditemani dengan sunrise diatas lautan, perjalanan kami di Karimun Jawa pun berakhir, namun, ikatan pertemanan kami tidak akan berhenti sampai disini. Sampai berjumpa di trip berikutnya, kawan! Kita pasti akan bertemu lagi.

Senin, 07 Juli 2014

Backpacker dengan Stranger : Karimun Jawa Part #2

Hari Pertama ( 21 Juni 2014 )
Hari pertama kami di Karimun Jawa ditandai dengan hilangnya sinyal handphone kami ketika pertama kali menginjakkan kaki di pelabuhan pulau utama Karimun Jawa (kecuali untuk satu provider), di pelabuhan tersebut kami dijemput menggunakan mobil pick up, disana kami diantar ke rumah warga yang memang tidak jauh dari pelabuhan. Karimun Jawa terdiri dari beberapa pulau kecil. Pulau yang saat ini kami singgahi adalah pulau utama yang paling besar dan memang berisi penduduk.
Setelah kami sampai di rumah warga, ternyata rumah warga yang kami tempati terbagi menjadi 2 dengan rincian 9 dan 6 kamar, kami pun lalu membagi kamar, geng psikopat (psikologi, :p) memilih untuk bersatu dan tidak ingin terpisahkan sehingga mereka memilih rumah terpisah dan kami yang terserah saja disatukan dirumah yang satunya.
Setelah membagi kamar, saya dan yang lainnya mencoba berbaur satu sama lain dan berdiskusi kemana kami akan pergi hari ini, dikarenakan untuk pergi ke pulau lain kami butuh kapal, kami akhirnya mencari hiburan di pulau utama ini. Kami bertanya kepada warga sekitar kemana kami bisa berjalan-jalan, lalu muncullah dua tempat di pulau ini, yang pertama adalah Bukit Joko Tuo dan yang kedua adalah Alun-Alun.
Bukit Joko Tuo
Bukit Joko Tuo adalah tempat yang cukup terkenal untuk melihat sunset di pulau karimun jawa dari atas. Kami pun bersiap dan pergi kesana pukul 16.00 WIB (sengaja untuk mengejar sunset). Perjalanan kesana tidak begitu jauh, dan tidak perlu menggunakan banyak tenaga, mungkin karena pemandangan yang disajikan Bukit Joko Tuo memang indah sehingga kami tidak merasa lelah.
Alun – Alun Karimun Jawa
Sepulang dari Bukit Joko Tuo dan setelah membersihkan diri, saya dan Faris memutuskan untuk pergi ke alun – alun, di alun – alun terdapat banyak sekali makanan, tapi yang mencolok adalah ikan bakarnya, sayang sekali pada hari pertama ini kami tidak mencicipi nya, kami malah asyik memilih souvenir dan pakaian untuk tanda bahwa kami pernah ke Karimun Jawa.
Malam harinya, kami memutuskan untuk bermain permainan yang dibawa oleh salah satu stranger yang dipanggil dengan sebutan Boncel, yaitu Uno Stacko. Permainan yang cukup menegangkan dikarenakan pada saat kami ribut kami sempat dimarahi warga. Tapi permainan ini adalah permainan yang mendekatkan kami.
Beberapa ronde kami mainkan dan akhirnya tiba waktu kami untuk beristirahat karena besok pagi kami harus naik kapal untuk berpetualang di pulau-pulau lain di Karimun Jawa.
Hari Kedua ( 22 Juni 2014 )
Pagi hari, kami sudah berkumpul sebelum jam 9 pagi untuk sarapan bersama. Kami makan dengan lahap, menu yang disediakan juga pas untuk kami, kami merasa seperti dirumah sendiri. Tepat pukul 09.00 WIB kami pergi ke pelabuhan kapal kecil, disana kami naik kapal yang memang sudah disiapkan untuk kami, sebelum naik kapal, sesuai dengan SOP yang berlaku disana, kami diharuskan menggunakan pelampung yang sudah disediakan oleh pihak wisata.
Perjalanan berlangsung tak lama (hanya sekitar 1 jam) kami benar-benar merasakan ombak menggoyang kapal kami, dan tak jarang kami harus berpindah tempat duduk untuk menyeimbangkan posisi kapal agar tidak terlalu miring. Tempat snorkeling pertama yang kami kunjungi adalah sekitar Pulau Menjangan (kalau tidak salah). Salah satu teman di rombongan saya sempat muntah karena mabuk laut, kami sempat geli dibuatnya.
Snorkeling #1
Faris dan beberapa teman dari Jogja dengan percaya dirinya langsung menceburkan diri ke laut tanpa pelampung namun tetap menggunakan google dan sepatu renang. Sebelum itu, Faris sempat memilihkan kacamata dan juga sepatu renang untuk saya dan tak hanya itu, ia juga mengajarkan saya bagaimana cara menggunakan kacamata, bernapas menggunakan selang, membersihkan kacamata dengan air laut, dan membersihkan selang yang berisi air laut.
Keadaan terumbu karang di tempat pertama ini cukup beragam, meskipun warna nya tidak terlalu banyak, tapi cukup indah. Pada saat snorkeling juga diadakan sesi foto di laut. Keaktifan sangat dibutuhkan disini, yang kalian butuhkan hanyalah meminta difotokan, tidak ada pembagian berapa foto, sebanyak apapun kalian berfoto tidak masalah selama kalian meminta.
Pulau Cilik
Snorkeling pada saat itu tidak cukup lama, karena pada pukul 12.00 WIB kami harus makan siang sehingga pihak wisata mengantarkan kami ke Pulau Cilik, disana, pihak wisata membakar ikan segar untuk kami makan dan mereka juga menyiapkan nasi dan lain sebagainya.
Selama menunggu makanan disiapkan, kami memutuskan untuk bermain dan mengabadikan momen di pantai. Pantai di Pulau Cilik sangatlah indah, namun kalian perlu berhati-hati dan berpikir dua kali untuk menceburkan diri ke airnya karena disana terdapat ubur-ubur kecil yang tentunya bisa menyengat kalian.
Di Pulau Cilik kami berhasil mengabadikan berbagai momen, disini kami mulai terlihat menyatu karena kami sudah mulai mengenal satu sama lain. Waktu makan pun tiba, Ikan dan sambal racikan yang khas dari Karimun Jawa sudah mulai terasa, enak sekali. Setelah kenyang, kami pun kembali ke kapal untuk snorkeling selanjutnya.
Snorkeling #2
Snorkeling kedua ini terletak di sekitar Pulau Cilik, snorkeling kedua ini berlangsung hanya sebentar, namun terumbu karang berbeda dengan yang sebelumnya, disini kita bisa melihat dalamnya air laut, sayang sekali terumbu karang disini sudah banyak yang rusak, ikan pun tidak terlalu banyak.
Tidak lama kemudian, pihak wisata kembali menyuruh kami naik ke atas kapal untuk pergi ke tempat selanjutnya.
Penangkaran Hiu
Selama beberapa menit di atas laut, kami akhirnya tiba di Penangkaran Hiu, tempatnya ternyata cukup dekat dengan pulau utama tempat kami tinggal, hanya memakan waktu sekitar 15 menit untuk sampai kesana. Di penangkaran hiu, terdapat sesi foto bersama hiu, sayang sekali hiu nya tidak mau datang karena umpannya hilang. Namun sempat saya abadikan beberapa momen teman-teman saya bersama hiu-hiu itu.
Tidak hanya itu, ternyata di penangkaran ini juga terdapat ikan pari, ikan buntal, dan penyu yang bisa kalian pegang dan foto (saya tidak ikut berfoto karena kasihan dengan ikannya)
Rombongan kami berada di penangkaran hiu mungkin hanya sekitar 1-2 jam, sisanya kami harus kembali ke pelabuhan, ternyata di pelabuhan, sunset yang disajikan cukup indah, saya sampai terpukau dibuatnya dan tentunya tidak lupa kami mengabadikan momen bersama.

Backpacker dengan Stranger : Karimun Jawa Part #1

“Difa, Kak Jessy mana? Kok belum datang, sih, hubungin lah.”
Kata-kata itu mengawali trip kami pada hari Kamis, 19 Juni 2014. Saya kemudian menghubungi salah satu teman kosan saya yang saat itu sedang fitness. Kami bertiga berasal dari satu kosan yang sama, pada saat itu, tepatnya pada pukul 16.00 WIB kami berencana akan berangkat bersama ke terminal Bis Nusantara untuk menaiki bis ke arah Jepara.
Untuk trip kali ini kami menggunakan salah satu trip yang cukup ternama, yaitu Sukawisata dan kami pergi bersama 12 orang lainnya yang bernama Amos (Bandung), Rifqi (Demak), Dina (Balikpapan), Faris (Jogja), Aji, Boncel, Brandan, Vinsen, Anton, Rio, Randy, dan Kuntoro yang juga berasal dari Jogja
Tidak lama kemudian datanglah teman yang saya cari tadi, dan ia lalu bergegas mengambil barangnya dan ikut berkumpul di kamar Rahmi. Memang dasarnya wanita, barang yang awalnya sedikit kemudian bertambah satu demi satu. Sampai akhirnya kami pun berangkat. Niatnya kami akan naik taksi karena jarak yang ditempuh cukup jauh, namun dikarenakan tidak ada taksi akhirnya kami menggunakan angkutan umum untuk pergi ke terminal itu.
Terminal Bis ( 19 Juni 2014 )
Sesampainya di terminal, kami lalu berbicara kepada operator dan menunggu satu orang lagi, orang itu adalah salah satu stranger yang secara kebetulan menemukan thread yang dibuat oleh Faris mengenai rencana kepergian kami ke Karimun Jawa pada tanggal 21 – 24 Juni 2014.
Tidak lama, ia pun datang. Keadaan sempat menjadi agak awkward diantara kami, ia memperkenalkan diri dan tidak lama setelah itu, tepatnya pukul 18.35, bis kami dikabarkan akan berangkat ke Jepara. Kami pun segera menaiki bis yang akan kami tumpangi, beberapa hal lucu sempat terjadi saat itu. Namun kita skip dulu saja. Usut punya usut, supir mengatakan bahwa bis hanya akan mengantarkan kami hingga Kudus, sisanya kami akan naik kendaraan selanjutnya.
Perjalanan Bandung – Jepara ( 19 - 20 Juni 2014 )
Perjalanan dari Bandung – Cirebon menghabiskan waktu yang cukup lama, kami berangkat dari pukul 19.00 WIB dan sampai di sebuah rumah makan di Kota Cirebon pada pukul 01.00 WIB. Kami yang memang sudah mendapat voucher makan pun kemudian tanpa ragu menukarkan voucher tersebut. Dan tidak lama, kami kembali ke bis untuk memulai kembali petualangan kami.
Pada saat itu kondisi tempat duduk kami adalah Amos dan Jessy berada di kursi sebelah kanan dan duduk paling depan sementara Saya dan Rahmi duduk di kursi sebelah kiri di urutan kedua dari depan. Disinilah hal yang paling menarik terjadi, perjalanan kami dari Cirebon hingga Semarang hanya memakan waktu kurang lebih 7 Jam, tentu sangat berbanding terbalik dengan kenyataan mengingat dari Bandung hingga Cirebon saja kami butuh waktu 6 jam. Namun, itulah yang kami alami. Supir bis kami benar-benar membawa kami melaju sangat-cukup-kencang untuk mengejar waktu masuk ke Semarang (diatas pukul 6, bis tidak boleh masuk kota Semarang). Kak Jessy yang duduk tepat dibelakang supir lah yang benar-benar merasakan ketegangannya, sampai-sampai pada saat itu ia tidak bisa tidur.
Setelah melewati masa bis menegangkan itu, Bis itu menurunkan kami di Kudus, dan meminta kami berpindah ke Mobil Elf yang pergi ke arah Jepara. Hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk kami buat sampai ke Jepara pada saat itu. Di Jepara, kami lalu pergi ke sebuah hotel yang bisa dibilang cukup murah yang kami temukan bernama “Hotel Segoro.” Satu kamar terdiri dari 2 orang dan seorang membayar Rp 75.000 bersih tanpa tambahan apapun. Letak hotel itu juga berada dekat dengan pantai.
Jalan – Jalan di Jepara ( 20 Juni 2014 )
Memang tidak banyak yang bisa kita temukan di Jepara, kami yang awalnya berniat wisata kuliner di siang hari pun mentok-mentok pergi ke Jepara Shopping Centre. Kami pergi kesana menggunakan becak dan berharap merasakan beberapa makanan khas Jepara, namun terpaksa kami harus kecewa karena pada siang hari, hanya beberapa tempat makan yang memang biasa ditemukan lah yang buka. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk mencicipi pecel Jepara yang katanya sudah buka semenjak tahun 1945.
Setelah makan pecel, kami pun memutuskan untuk mengobrol sembari meminum kopi di tenda dekat Jepara Shopping Centre. Setelah itu, kami lalu kembali ke penginapan untuk beristirahat. Malamnya, kami pergi ke Jepara Shopping Center lagi berjalan kaki dan melihat tenda yang tadi kami tongkrongi sudah penuh dengan gerobak-gerobak para penjual makanan. Disana, kami menyicipi banyak sekali makanan dan memang rasa makanan itu sangat enak dan tentunya ramah di kantong.
Sambil menunggu teman dari Jogja dan Balikpapan, kami sibuk menikmati makanan, memamerkan makanan kepada teman dari Jogja yang sudah sampai namun malas untuk mampir dan akhirnya mereka tergoda juga untuk datang. Selain itu, tentunya kami juga sibuk mengabadikan momen kami. Tidak lama, Faris kemudian datang, ia pun lalu memesan makanan dan menikmati makanan. Sempat kami bosan dan ingin pulang namun sayang sekali alam tidak mengizinkan kami, ia menginginkan kami untuk tinggal lebih lama menunggu segerombolan geng jogja.
Pada pukul 9 malam, datanglah mereka berbondong-bondong, awalnya mereka bertekad menjadi backpacker namun kemudian pecah juga karena mereka memesan banyak sekali makanan, saya sendiri sempat geli dibuatnya. Mereka adalah stranger dari Jogja, berasal dari universitas yang sama dan jurusan yang sama. Jurusan mereka adalah Psikologi, yang kemudian akan menjadi bahan ejekan kami karena tingkah laku mereka yang cukup gila.
Awalanya, saya jujur tidak bisa mengingat satu persatu nama dari mereka, karena mereka datang dengan cukup banyak dan nama mereka cukup sulit untuk diingat. Sekitar pukul 10 malam, saya, rahmi, jessy, dan faris pun memutuskan untuk kembali ke hotel segoro untuk beristirahat.
Perjalanan menuju Karimun Jawa ( 21 Juni 2014 )
Esok paginya, seperti yang sudah direncanakan, kami akan pergi ke Karimun Jawa menggunakan kapal Ferry Singginjai dan akan menghabiskan waktu 5 Jam diatas laut. Sebelumnya, kami janjian bertemu di sebuah tempat makan dekat dengan pelabuhan, tempat makan itu bisa saya bilang cukup mahal berbeda sekali dengan yang semalam kami rasakan. Pada saat itu, salah satu teman dari Jogja yang bernama Anton tidak bisa ikut dikarenakan sakit. Sayang sekali padahal sisa sedikit lagi untuk sampai di Karimun Jawa. Kami pun kemudian bertemu dengan tour guide kami yang lalu menyuruh kami untuk naik diatas kapal.
Dan…
Voila! Kapal sudah sangat penuh dan kami hanya mendapat tempat lesehan untuk berlima, beberapa dibawah sekoci dan yang sisanya berada di depan pintu mushola. 5 jam kemudian, dengan wajah yang capek, dan perut yang masih terasa bergoyang, kami pun sampai di Karimun Jawa.

Selasa, 17 Juni 2014

The Never-Ending Romance

Habis nonton (lagi) Beastly.
Walaupun udah nonton berulang-ulang, tapi tetap romantis, tetap bikin jatuh cinta dan tetap merinding tiap dengar Kyle dan Lindy baca puisi ini.
Having a Coke with You
is even more fun than going to San Sebastian, IrĂșn, Hendaye, Biarritz, Bayonne
or being sick to my stomach on the Travesera de Gracia in Barcelona
partly because in your orange shirt you look like a better happier St. Sebastian
partly because of my love for you, partly because of your love for yoghurt
partly because of the fluorescent orange tulips around the birches
partly because of the secrecy our smiles take on before people and statuary
it is hard to believe when I’m with you that there can be anything as still
as solemn as unpleasantly definitive as statuary when right in front of it
in the warm New York 4 o’clock light we are drifting back and forth
between each other like a tree breathing through its spectacles

and the portrait show seems to have no faces in it at all, just paint
you suddenly wonder why in the world anyone ever did them

I look
at you and I would rather look at you than all the portraits in the world
except possibly for the Polish Rider occasionally and anyway it’s in the Frick
which thank heavens you haven’t gone to yet so we can go together the first time
and the fact that you move so beautifully more or less takes care of Futurism
just as at home I never think of the Nude Descending a Staircase or
at a rehearsal a single drawing of Leonardo or Michelangelo that used to wow me
and what good does all the research of the Impressionists do them
when they never got the right person to stand near the tree when the sun sank
or for that matter Marino Marini when he didn’t pick the rider as carefully
as the horse

it seems they were all cheated of some marvelous experience
which is not going to go wasted on me which is why I am telling you about it

by Frank O'hara

Selasa, 10 Juni 2014

Kotak Masa Lalu

Kulihat sebuah kotak indah di sudut kamarku. Bersinar, menunggu untuk kusambangi. Ia memanggilku dengan suara merdunya. Kudatangi kotak itu dan kuperhatikan dengan seksama. Kulihat nama yang tertulis indah diatasnya. Masa Lalu, begitu tulisannya.
“Sepertinya aku kenal kotak ini" ujarku
Dengan segera ku buka kotak itu. Penuh sekali isinya. Isi kotak itu dengan tidak sabar lalu berbondong-bondong masuk ke dalam fikiranku, seakan mereka sudah menunggu cukup lama untukku. Dan memang tidak butuh waktu yang lama untuk membuatku terhanyut di dalamnya. Sesaat, kurasakan waktu seperti berhenti.
Lama terhanyut sempat membuatku ingin kembali. Namun, kembali teringat aku akan tekad ku dan kuputuskan aku harus pergi sebagaimana aku pergi saat itu. 
"Aku suka kamu, kotak. Tapi aku sudah punya hidup yang baru. Aku sudah punya impianku yang baru. Aku tidak akan melupakanmu. Aku akan selalu belajar darimu. Tapi aku harus tetap maju.”
Kututup kembali kotak itu, kulihat nama yang tertulis tadi seakan membentuk sebuah senyuman manis untukku. Dan aku pergi, pergi untuk mencari kotak masa depanku.
DF