Senin, 07 Juli 2014

Backpacker dengan Stranger : Karimun Jawa Part #1

“Difa, Kak Jessy mana? Kok belum datang, sih, hubungin lah.”
Kata-kata itu mengawali trip kami pada hari Kamis, 19 Juni 2014. Saya kemudian menghubungi salah satu teman kosan saya yang saat itu sedang fitness. Kami bertiga berasal dari satu kosan yang sama, pada saat itu, tepatnya pada pukul 16.00 WIB kami berencana akan berangkat bersama ke terminal Bis Nusantara untuk menaiki bis ke arah Jepara.
Untuk trip kali ini kami menggunakan salah satu trip yang cukup ternama, yaitu Sukawisata dan kami pergi bersama 12 orang lainnya yang bernama Amos (Bandung), Rifqi (Demak), Dina (Balikpapan), Faris (Jogja), Aji, Boncel, Brandan, Vinsen, Anton, Rio, Randy, dan Kuntoro yang juga berasal dari Jogja
Tidak lama kemudian datanglah teman yang saya cari tadi, dan ia lalu bergegas mengambil barangnya dan ikut berkumpul di kamar Rahmi. Memang dasarnya wanita, barang yang awalnya sedikit kemudian bertambah satu demi satu. Sampai akhirnya kami pun berangkat. Niatnya kami akan naik taksi karena jarak yang ditempuh cukup jauh, namun dikarenakan tidak ada taksi akhirnya kami menggunakan angkutan umum untuk pergi ke terminal itu.
Terminal Bis ( 19 Juni 2014 )
Sesampainya di terminal, kami lalu berbicara kepada operator dan menunggu satu orang lagi, orang itu adalah salah satu stranger yang secara kebetulan menemukan thread yang dibuat oleh Faris mengenai rencana kepergian kami ke Karimun Jawa pada tanggal 21 – 24 Juni 2014.
Tidak lama, ia pun datang. Keadaan sempat menjadi agak awkward diantara kami, ia memperkenalkan diri dan tidak lama setelah itu, tepatnya pukul 18.35, bis kami dikabarkan akan berangkat ke Jepara. Kami pun segera menaiki bis yang akan kami tumpangi, beberapa hal lucu sempat terjadi saat itu. Namun kita skip dulu saja. Usut punya usut, supir mengatakan bahwa bis hanya akan mengantarkan kami hingga Kudus, sisanya kami akan naik kendaraan selanjutnya.
Perjalanan Bandung – Jepara ( 19 - 20 Juni 2014 )
Perjalanan dari Bandung – Cirebon menghabiskan waktu yang cukup lama, kami berangkat dari pukul 19.00 WIB dan sampai di sebuah rumah makan di Kota Cirebon pada pukul 01.00 WIB. Kami yang memang sudah mendapat voucher makan pun kemudian tanpa ragu menukarkan voucher tersebut. Dan tidak lama, kami kembali ke bis untuk memulai kembali petualangan kami.
Pada saat itu kondisi tempat duduk kami adalah Amos dan Jessy berada di kursi sebelah kanan dan duduk paling depan sementara Saya dan Rahmi duduk di kursi sebelah kiri di urutan kedua dari depan. Disinilah hal yang paling menarik terjadi, perjalanan kami dari Cirebon hingga Semarang hanya memakan waktu kurang lebih 7 Jam, tentu sangat berbanding terbalik dengan kenyataan mengingat dari Bandung hingga Cirebon saja kami butuh waktu 6 jam. Namun, itulah yang kami alami. Supir bis kami benar-benar membawa kami melaju sangat-cukup-kencang untuk mengejar waktu masuk ke Semarang (diatas pukul 6, bis tidak boleh masuk kota Semarang). Kak Jessy yang duduk tepat dibelakang supir lah yang benar-benar merasakan ketegangannya, sampai-sampai pada saat itu ia tidak bisa tidur.
Setelah melewati masa bis menegangkan itu, Bis itu menurunkan kami di Kudus, dan meminta kami berpindah ke Mobil Elf yang pergi ke arah Jepara. Hanya membutuhkan waktu 3 jam untuk kami buat sampai ke Jepara pada saat itu. Di Jepara, kami lalu pergi ke sebuah hotel yang bisa dibilang cukup murah yang kami temukan bernama “Hotel Segoro.” Satu kamar terdiri dari 2 orang dan seorang membayar Rp 75.000 bersih tanpa tambahan apapun. Letak hotel itu juga berada dekat dengan pantai.
Jalan – Jalan di Jepara ( 20 Juni 2014 )
Memang tidak banyak yang bisa kita temukan di Jepara, kami yang awalnya berniat wisata kuliner di siang hari pun mentok-mentok pergi ke Jepara Shopping Centre. Kami pergi kesana menggunakan becak dan berharap merasakan beberapa makanan khas Jepara, namun terpaksa kami harus kecewa karena pada siang hari, hanya beberapa tempat makan yang memang biasa ditemukan lah yang buka. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk mencicipi pecel Jepara yang katanya sudah buka semenjak tahun 1945.
Setelah makan pecel, kami pun memutuskan untuk mengobrol sembari meminum kopi di tenda dekat Jepara Shopping Centre. Setelah itu, kami lalu kembali ke penginapan untuk beristirahat. Malamnya, kami pergi ke Jepara Shopping Center lagi berjalan kaki dan melihat tenda yang tadi kami tongkrongi sudah penuh dengan gerobak-gerobak para penjual makanan. Disana, kami menyicipi banyak sekali makanan dan memang rasa makanan itu sangat enak dan tentunya ramah di kantong.
Sambil menunggu teman dari Jogja dan Balikpapan, kami sibuk menikmati makanan, memamerkan makanan kepada teman dari Jogja yang sudah sampai namun malas untuk mampir dan akhirnya mereka tergoda juga untuk datang. Selain itu, tentunya kami juga sibuk mengabadikan momen kami. Tidak lama, Faris kemudian datang, ia pun lalu memesan makanan dan menikmati makanan. Sempat kami bosan dan ingin pulang namun sayang sekali alam tidak mengizinkan kami, ia menginginkan kami untuk tinggal lebih lama menunggu segerombolan geng jogja.
Pada pukul 9 malam, datanglah mereka berbondong-bondong, awalnya mereka bertekad menjadi backpacker namun kemudian pecah juga karena mereka memesan banyak sekali makanan, saya sendiri sempat geli dibuatnya. Mereka adalah stranger dari Jogja, berasal dari universitas yang sama dan jurusan yang sama. Jurusan mereka adalah Psikologi, yang kemudian akan menjadi bahan ejekan kami karena tingkah laku mereka yang cukup gila.
Awalanya, saya jujur tidak bisa mengingat satu persatu nama dari mereka, karena mereka datang dengan cukup banyak dan nama mereka cukup sulit untuk diingat. Sekitar pukul 10 malam, saya, rahmi, jessy, dan faris pun memutuskan untuk kembali ke hotel segoro untuk beristirahat.
Perjalanan menuju Karimun Jawa ( 21 Juni 2014 )
Esok paginya, seperti yang sudah direncanakan, kami akan pergi ke Karimun Jawa menggunakan kapal Ferry Singginjai dan akan menghabiskan waktu 5 Jam diatas laut. Sebelumnya, kami janjian bertemu di sebuah tempat makan dekat dengan pelabuhan, tempat makan itu bisa saya bilang cukup mahal berbeda sekali dengan yang semalam kami rasakan. Pada saat itu, salah satu teman dari Jogja yang bernama Anton tidak bisa ikut dikarenakan sakit. Sayang sekali padahal sisa sedikit lagi untuk sampai di Karimun Jawa. Kami pun kemudian bertemu dengan tour guide kami yang lalu menyuruh kami untuk naik diatas kapal.
Dan…
Voila! Kapal sudah sangat penuh dan kami hanya mendapat tempat lesehan untuk berlima, beberapa dibawah sekoci dan yang sisanya berada di depan pintu mushola. 5 jam kemudian, dengan wajah yang capek, dan perut yang masih terasa bergoyang, kami pun sampai di Karimun Jawa.

Tidak ada komentar: