Selasa, 22 Juli 2014

Kebahagiaan

“MAUMU APA SIH???”
Teriakan itu membuyarkan lamunanku, kutolehkan kepalaku ke sudut kafe yang aku singgahi, kulihat dua insan yang tadinya tertawa bersama saat ini sedang bertengkar hebat. Kulihat air menetes dari sudut mata sang wanita, sementara wajah sang pria berwarna merah padam.
Ini bukan pertama kalinya mereka bertengkar. Aku pernah beberapa kali melihat mereka bertengkar di kafe yang sama, tapi tidak pernah sehebat ini. Sang wanita kemudian pergi dengan air mata yang sudah menetes deras, sementara sang pria membayar pesanannya dan kemudian mengejar sang wanita itu. Samar-samar masih terdengar pertengkaran itu, sampai akhirnya aku mendengar sang pria meminta maaf, namun tak kudengar suara wanita itu lagi.
Sementara mereka sudah pergi, aku duduk disini sendiri. Memutar kembali memori pertengkaran-pertengkaran yang pernah kusaksikan atau bahkan kualami. Kusadari kalimat yang cukup akrab ada di setiap pertengkaran, “mau kamu apa?”
Saat itu, kembali kutanyakan kepada diriku sendiri, mauku apa. Satu yang terbayang. Aku bahagia. Bersama dengan orang-orang disekitarku yang ikut bahagia. Kebahagiaan tanpa menyakiti satu dan yang lain. Kebahagiaan yang tidak mengkhianati.
Mungkinkah ada kebahagiaan yang seperti itu?
Atau memang kebahagiaan itu harus menyakiti?
Aku biarkan Yang Maha Kuasa membantuku menjawabnya.

Tidak ada komentar: